"Gregor Johann Mendel: Bapak Pendiri Genetika"

Oleh : Dodi Sunardi

    Gregor Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah Republik Ceko).Johann dilahirkan dalam sebuah etnis Jerman. Ia adalah anak dari  Anton dan Rosine(Schwirtlich) Mendel. Ia memiliki dua saudara perempuan. Seorang kakak perempuan (Veronica) dan seorang adik perempuan (Theresia). Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil. Selama masa kecilnya, mendel bekerja sebagai tukang kebun, belajar perlebahan, dan sebagai seorang pemuda yang menghadapi gymnasium di Opava.

    Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas Augustini di Brunn, Moravia (sekarang Brno di Republik Ceko), dengan nama Gregor. Di sini ia mempelajari berbagai ilmu selain hortikultura yang telah diminatinya sejak kanak-kanak di pertanian ayahnya. Biara ini sendiri memiliki kebun raya yang bagus, kebun sayur, kebun buah, peternakan tawon, dan perusahaan susu untuk memenuhi kebutuhan biara. Perpustakaan biara kaya akan buku dan tulisan-tulisan ilmiah mutakhir. Mendel memperoleh kesempatan emas untuk melanjutkan minatnya dalam hortikultura.Selanjutnya, dia memulai kariernya sebagai guru dan terus menekuni ilmu alam di Universitas Vienna dengan melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dalam ilmu.


  Hukum mendel pertama, yaitu konsep Hukum Pemisahan. Mendel menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sebagai contoh Persilangan Dominan-Resesif Monohibrid,  bunga kembang sepatu warna merah (MM) disilangkan dengan warna putih (mm). Apabila disilangkan maka akan menghasilkan perbandingan genotipe pada F2 = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotie pada F2 = Merah : Putih = 3 : 1

    Hukum mendel kedua, yaitu konsep Hukum Ragam Bebas. Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Mendel menamakan persilangannya, Persilangan Dihibrid. Sebagai contoh kacang kedelai berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kacang kedelai berbiji keriput hijau (bbkk). Apabila disilangkan maka akan menghasilkan perbandingan fenotipe pada F2 = Bulat Kuning : Bulat Hijau : Keriput Kuning : Keriput Hijau = BBKK : BBkk : bbKK : bbkk = 9 : 3 : 3 : 1




    Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.

    Penelitian Mendel menunjukkan secara gamblang tentang stabilitas dasar dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang diciptakan, sedangkan kaum evolusionis selama puluhan tahun berupaya untuk memasukkan hal ini ke dalam kerangka Darwin. Karya Mendel tidak mendukung gagasan evolusioner yang mengatakan bahwa satu spesies dapat berevolusi menjadi spesies lain. Dalam hal ini, banyak ilmuwan seperti Isaac Asimov mengatakan bahwa "kelemahan terbesar dalam teori Darwin telah dilengkapi dengan temuan Mendel."



(Diadaptasi dari: Aficha. 2012. "Modul Praktis Siap UN SMP/MTS". Yogyakarta: Pustaka Widyatama ; http://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel diunduh pada 14 November 2014 pukul 19.00 WIB ; http://sandigumbala.blogspot.com/2010/09/biografi-gregor-mendel-ilmuwan.html diunduh pada 14 November 2014 pukul 19.05 WIB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Etika Bangsa

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Dasar Negara

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat