SI BULAT YANG TAK PERNAH PADAM (Eksistensi Baso Aci Khas Garut di Kelapa Gading, Jakarta Utara)

                                                                              Gambar 1. Hayo pilih mana?

Garut menjadi kota yang semakin memantapkan diri untuk bisa bersaing dengan kota lain, baik di kandang maupun di tandang. Segala inovasi dari segi kuliner terus di dobrak demi mempertahankan elektabilitas kuliner kota Garut. Mulai dari Dodol Garut, Es Goyobod, Burayot, hingga tidak lain tidak bukan, adalah Baso Aci.

Sunardidod-  (Sabtu, 19 Oktober 2019) Langit malam baru saja berterik, matahari pun baru saja mengistirahatkan diri dalam dirinya hingga esok hari tiba. Motor dan mobil terus berlalu-lalang sehingga menggambarkan Jakarta ini adalah kota yang sibuk, kota yang sesak, kota yang padat, bahkan kota yang keras bagi para pendatang. Lampu-lampu oranye di pinggir jalan, membantu menerangi selama kami dalam perjalanan menuju Kelapa Gading. Hiruk-pikuk yang nyata, tanpa meragukan gelapnya malam, kami berdua tetap memantapkan diri dengan tujuan menyantap kuliner khas Garut. Banyak sekali pedagang menjajahkan kuliner internasional sepanjang perjalanan di Kelapa Gading, tetapi itu semua tidak menutupi mutiara dari Garut, kuliner khas dari Garut yaitu Baso Aci. Saya bersama teman saya, Khalifah, pertama kali menyuguhkan diri dengan kuliner yang tidak asing di telinga tetapi belum pernah mencicipi kuliner khas Garut, Baso Aci. Kuliner ini sering diperjual-belikan oleh masyarakat Jakarta dengan kemasan yang praktis dan dimanfaatkannya untuk menyambung hidup.

                                                                     Gambar 2. Baso Aci Akang Khas Garut

Baso aci merupakan salah satu makanan khas Garut yang sepertinya booming di Jakarta. Mulai dari kalangan lanjut hingga kalangan muda, sampai Mahasiswa pun berdagang baso aci dengan praktis atau belum diseduh layaknya di kedai atau toko, dijual dengan harga terjangkau. Banyak sekali cuitan hingga postingan dagangan baso aci di kalangan millenial saat ini terutama di Jakarta. Tergambar dari histori terdahulu, memang penampilannya cenderung mirip dengan panganan yang sama-sama terbuat dari aci. Baso aci merupakan turunan dari cilok (aci yang dicolok), cireng (aci yang digoreng), bahkan cilung (aci yang digulung). Namun itu semua terus diinovasikan agar tetap eksisnya kuliner khas Garut ini. Mengapa baso aci menjadi kuliner andalan kota Garut. Karena, ternyata Garut merupakan kota yang penuh akan industri tapioka atau sagu. Maka, dibuatlah inovasi tersebut hingga menjadi baso aci. Baso aci yang memiliki beragam bentuk tetapi teksturnya sebenarnya lembut dan kenyal karena terbuat dari tepung sagu. Biasanya menggunakan topping ceker ayam, tahu, dan pilus rasa kencur. Untuk penggemar sajian kuah asam pedas, cocok sekali untuk mencoba resep ini. 

Sesampai saya dengan teman saya di tempat ini pukul 18.30 WIB, langsung memesan baso aci kepada karyawan. Baso Aci yang saya kunjungi bersama teman saya, berada di bilangan Kelapa Gading, tepatnya di Jalan Kelapa Kopyor Raya, Rt. 2 Rw. 9 Kelapa Gading Timur, bernama Baso Aci Akang Khas Garut. Sepanjang jalan menuju tempat ini, beragam kulineran tersedia, mulai dari tradisional hingga internasional yang sedang hits. Tetapi, justru Baso Aci Akang Khas Garut tidak mau kalah, terbukti banyaknya peminat yang datang ke tempat yang memang juara ini. Tempat ini juga tidak juga terlalu jauh dari lingkaran metropolitan Kelapa Gading, karena tempat ini berjarak sekita lebih kurang satu kilometer dari Mall Kelapa Gading.

                                                                    Gambar 3. Baso Aci Akang Khas Garut

Teman saya berkata, ia sangat merindukan kulineran baso aci ini, "Terakhir kulineran bersama pacar saya, di Baso Aci Juara yang ada Sunter. Terus juga, yang saya rindukan dari Baso Aci adalah karena pedasnya. Saya sendiri adalah pecinta makan pedas. Jadi tidak mungkin saya tidak rindu dengan baso aci." Lalu, Khalifah berkata lagi, "Berawal dari kepo aja sih makan baso aci ini, karena katanya kan pedas, kebetulan saya suka pedas. Yaudah deh langsung visit ke baso aci karena mau nyobain dan penasaran juga. Eh giliran udah nyobain, malah jadi ketagihan saya-nya."

Baso Aci Akang Khas Garut ini buka dari pukul 12.00 siang hingga 22.00 malam. Dengan lokasi yang strategis, harga yang terjangkau, aktif di sosial media, hingga menu baso aci yang beragam membuat Baso Aci Akang Khas Garut ini tak pernah sepi pengunjung. Disini disediakan berbagai menu seperti Paket Lapar, Paket Salatri, Paket Karohal, Paket Olab hingga tambahan baso aci hingga ceker. Contohnya, jika membeli Paket Lapar, cukup merogoh kocek hingga Rp. 17.000, sudah termasuk  Baso Aci + Batagor Mini Crispy + Batagor Kering + Cuankie Tahu Mini + Cuankie Kembung & Cuankie Siomay. Dengan ini, semakin percaya diri bahwa Baso Aci Akang Khas Garut akan semakin eksis meskipun makanan internasional terus memberikan perlawanan.

                                                               Gambar 4. Menu Baso Aci Akang Khas Garut

Lalu, karyawan di Baso Aci Akang Khas Garut ini tidak terlalu banyak, lebih kurang 5 karyawan. Dengan karyawan yang terbatas, tapi mampu memberikan pelayanan prima. Segala fasilitas disini sangat tersalurkan kepada konsumen, seperti berbagai jenis minuman hingga disuguhkan musik yang amat ‘anak millenial’. Berbagai minuman mulai dari Air mineral (biasa dan dingin), Teh Manis (panas dan dingin), Teh Tawar (dingin dan panas), Lemon Tea (panas dan dingin), Jeruk Peras (dingin dan panas), dan MILO (panas dan dingin). Selain itu, tempat parkir disini juga lumayan, sehingga konsumen yang membawa kendaraan juga bisa menempati parkiran disini.

Berbicara tantangan, terdapat perbedaan penjualan di Garut dengan di Kelapa Gading ini juga ada tantangannya, jika di Kelapa Gading jelas lebih laku, karena ini menjadi kuliner yang baru bagi masyarakat Jakarta dan akan selalu dicari. Jika di Garut akan mengalami tantangan, karena sudah banyak yang menjual baso aci berbagai jenis, berbagai rasa, berbagai bentuk, sampai masyarakat Garut bisa membuatnya sendiri dirumah sehingga seperti sudah biasa mencicipi baso aci.

Perbandingan baso aci dengan baso biasa pada umumnya adalah bentuknya, rasanya, bahkan komponennya. Di Jakarta khususnya Kelapa Gading, baso aci juga tidak kalah tandingannya dengan baso biasa. Terbukti masih dicarinya dan mulai banyak yang menjual. Persaingan baso aci dengan baso biasa, sepertinya baso aci mulai menampakkan diri melalui pedagang-pedagang kecil melalui sosial media. Selain itu, mulai merambahnya outlet-outlet baso aci, sehingga mulai menyamai baso biasa pada umumnya yang memiliki outlet dan gerai dimana-mana. Baso aci memiliki khas tersendiri, karena dengan cita rasa khas Garut yang tiada tandingannya dan tiada yang bisa menyamai resep khas Garut.

                                                              Gambar 5. Pelataran Baso Aci Akang Khas Garut

Menurut Khalifah, dengan masuknya kuliner Garut ke Jakarta, itu justru membantu dia mencicipi kuliner Garut tanpa harus datang langsung ke daerah Garut. "Membantu banget ya buat orang yang sibuk kaya saya kan susah banget buat keluar kota dan nyobain kulineran. Nah dengan banyaknya baso aci khas Garut di jakarta jadi saya bisa makan makanan khas Garut tanpa harus ke Garut-nya langsung."

                                                                    Gambar 6. Baso Aci Akang Khas Garut

Khalifah temanku bercerita sambil mencicipi satu per satu baso aci khas garut, “Ini lebih enak dibanding baso aci yang lain. Ada pilus, ada jeruk nipis, basonya juga lembut, bahkan sampai ada bon cabe yang membuat orang akan semakin ketagihan ketika makan baso aci ini.”

Terakhir, Khalifah berpesan untuk kuliner khas Garut yang semakin booming saat ini khususnya di kota Jakarta agar tidak hilang ditelan bumi, perbanyak outlet ataupun gerai sehingga akan semakin eksis dan dikenal oleh masyarakat Jakarta maupun masyarakat selain daerah Garut dan Jakarta, dan terus menciptakan inovasi mulai dari rasanya atau bentuknya, "Pesan saya, banyakin lagi outlet-outletnya biar masyarakat gampang mengjangkaunya, tidak usah jauh-jauh dari Pademangan ke Kelapa Gading." Cakapnya sambil tertawa kecil.

                                                                    Gambar 7. Khalifah dengan Baso Aci-nya

Kehadiran baso aci ini membangkitkan nama kota Garut atau bahkan memberikan peluang kota Garut untuk semakin meng-eksistensikan kuliner khas Garut. Hal ini juga membuktikan bahwa baso aci khas garut tidak hanya berani di kandang, tetapai juga di tandang. Baso aci ini membuka peluang juga untuk kuliner khas dari daerah lain bahwa kuliner mampu eksis di daerah lain, di tempat lain, bahkan di negara lain. Sehingga terus berinovasi dan memikirkan bagaimana caranya tidak hanya terkenal di rumah sendiri, tetapi terkenal di rumah orang.

Penulis Dodi Sunardi
Mahasiswa PPKn
#WRITINGTHON

Beberapa tautan terkait informasi:
https://m.brilio.net/brilicious/hits/yuk-kenalan-sama-baso-aci-kuliner-asal-garut-yang-lagi-ngehits-1803099.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Etika Bangsa

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Dasar Negara

Refleksi : Pendidikan Pancasila sebagai Sistem Filsafat